Moment Writing

Post It!

24/05/2017

“Jangan terlalu banyak makan pedas. Sayangi lambung kamu… ”

Ini adalah pesan kelima yang Lintang terima selama satu minggu terakhir ini. Entah siapa pengirimnya, pesan itu selalu tertempel di loker Lintang dalam selembar post it yang selalu berbeda warna setiap harinya.

Lintang menarik post it itu, memandanginya dengan wajah bingung. Sebelum akhirnya dia tempelkan di sampul buku kuliahnya. Lintang berlalu pergi.

***

“Ini aneh dan agak creepy ya. Lima hari gue dapet pesan aneh yang isinya sesuai dengan apa yang lagi gue alamo hari itu,” cetus Lintang bingung kepada Ganu sahabatnya. “Good luck kuisnya… Kamu cantik pakai kemeja biru itu… ”

“Mungkin itu fans. Lo inget-inget lagi coba ada ngga akhir-akhir ini yang nyoba deketin lo?” Sahut Ganu sambil menunduk lalu membenarkan letak kacamatanya.

“Nggak ada.” Lintang menggeleng ragu. “Kalo yang gue taksir, baru ada!” Sambungnya semringah.

“Temen sekelompok lo di kelas kapita selekta?”

“Tepat!”

“Masih?” Air wajah Ganu mendadak berubah.

“Menurut lo gimana?” Balas Lintang menantang.

Ganu menatap Lintang sejenak. “Udah ah, gue duluan.” Ganu beranjak pergi.

***

“Rok hijau kamu hari ini secerah senyummu. Dan percaya atau nggak warnanya sama seperti baju yang kupakai hari ini.”

Pesan berikutnya tertulis di post it warna hijau. Kali ini si pengirim pesan nampaknya sudah mulai ingin menampakkan wujudnya.

Seharian itu Lintang menerka-nerka siapa yang punya alibi kuat sebagai pelaku pengirim post it misterius itu.

Ganu dengan poloshirt hijaunya sudah dicoret dalam daftar kemungkinan. Jason cowok yang Lintang taksir adalah sasaran yang Lintang harapkan dan hari itu dia memakai kemeja bercorak kotak-kotak hijau. Barry, si ketua BEM? Wah, kalau yang ini mungkin satu kampus akan heboh jika dia ternyata pelakunya.

“Wuih hari ini nggak janjian kan kita? Bisa samaan gini warnanya ijo-ijo?” Tegur Jason ketika baru masuk ke dalam kelas.

“Jangan ge-er. Nggak mungkin dia orangnya,” gumam Lintang dalam hati.

***

“Siapa pun kamu, kamu adalah pengecut yang cuma bisa ngumpet di balik selembar post it. Komunikasi dua arah akan lebih baik. Bisa kita ketemu?”

Lintang akhirnya memutuskan untuk membalas pesan post it misterius itu, yang juga dia tempelkan di pintu lokernya.

“Hari Rabu di taman kampus jam 4 sore. Cari aku yang berbaju hitam.”

Begitu isi balasan pesan untuk Lintang.

***

Dengan penuh semangat, Lintang menghampiri cowok berbaju hitam yang duduk di salah satu bangku taman. Dia yakin itu adalah orang misterius yang selalu mengiriminya pesan dalam post it.

Jantung Lintang berdegup hebat. Dia mendekat ke arah orang itu.

“Jason?!” Sapanya ketika jarak mereka sudah dekat.

Jason menoleh. Senyumnya merekah, begitupun Lintang.

Tak jauh dari tempat Lintang dan Jason berada, seseorang menghela napas panjang. Dia menggelengkan kepala, membetulkan letak kacamatanya, sebelum akhirnya beranjak pergi dengan langkah berat.

 

You Might Also Like

No Comments

Leave a Reply